Contoh Tulisan Berjalan

Jumat, 04 Maret 2016

Bila Anak Terlanjur Mengakses Situs "Dewasa'


Setiap orang tua tentu menginginkan buah hatinya tumbuh sebagaimana usianya, dengan akal dan pikiran sehat tanpa 'dinodai' oleh 'virus' pornografi yang belum saatnya mereka lihat. Segala upaya pun dilakukan orang tua demi menjaga agar anak-anak mereka terhindar dari tayangan yang bisa merusak moral. Inilah pentingnya orang tua memahami apa dan bagaimana mengenalkan internet sehat kepada anak-anak sejak dini.

Di jaman serba digital ini, internet bukanlah suatu hal yang harus dihindari atau ditakuti. Bahkan sejak duduk di bangku SD, anak-anak sudah diperkenalkan pelajaran TIK yang berkaitan dengan cara mengopersionalkan komputer.

Ketika kita menyediakan komputer dengan fasilitas internet unlimited, anak pun akan tertarik menggunakannya. Sebagai orang tua yang peduli terhadap keselamatan anak saat mereka berinteraksi menggunakan internet, tentunya kita akan mendampingi mereka.

Namun bagaimana jika orang tua sedang tidak berada di rumah? Tak mungkin kita akan berada 24 jam mendampingi anak saat mereka mengakses internet. Apakah kita tahu anak-anak kita aman saat memanfaatkan teknologi tersebut? Apakah kita tahu anak melalui warnet bisa dengan mudah mengakses situs-situs dewasa? Apakah kita tahu saat anak di rumah, ia bersama teman-temannya membuka foto atau mendownload video porno?

Orang tua tak mungkin selama 24 jam penuh mendampingi anak saat mereka 'berselancar' di dunia maya. Apalagi bagi orang tua yang kesehariannya bekerja di luar rumah. Anak akan bisa dengan bebas mengakses situs-situs dewasa tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Di sebuah media online, saya pernah membaca seorang kakak yang sungguh panik saat mengetahui adiknya mendownload bahkan mengkoleksi video porno. Ia mengetahui hal itu melalui histori yang ia buka.

Ada juga seorang ibu yang mendadak 'kebakaran jenggot' mengetahui anak kesayangannya yang masih kelas 6 SD sudah mengakses situs dewasa. Orang tua mana yang tidak shock saat tahu anaknya berperilaku demikian?

Bila anda pernah mengalami situasi serupa, dari Republika.co.id, seorang psikolog bernama Elly Risman Musa mengungkapkan bahwa "anak yang sempat melihat situs porno bisa dipastikan tetap menyimpan pengalaman itu dalam benaknya. Memori ini dapat sesekali muncul pada waktu dia sedang tidak sibuk."

Lantas apa yang harus dilakukan orang tua menghadapi anak yang terlanjur mengakses situs-situs dewasa? Perasaan shock dan sedih itu sudah pasti. Namun sebagai orang tua, sedapat mungkin bisa bertindak bijak dan tenang saat menghadapi kepanikan tersebut.

1. Lakukan pendekatan secara hati.
Saat tahu anak mengakses situs dewasa, sebaiknya orang tua tidak langsung memarahi dengan mengeluarkan kata-kata yang membuat nyali anak ciut. Anak yang dimarahi dengan emosi tingkat tinggi cenderung akan semakin menutup diri dan tak mau terbuka menyampaikan perasaannya.

Bicarakan dari hati ke hati tentang apa yang telah ia lakukan itu. Tanyakan bagaimana perasaan anak, apakah yang ia pikirkan sejak melihat gambar tersebut. Bila anak terlihat bingung, panik dan speechless, rangkul dia dan kunci kegelisahannya dengan pesan moral. Sampaikan padanya bahwa melihat video atau gambar yang tidak pantas akan membuat Tuhan marah.

2. Hindari meluapkan amarah dengan kalimat yang melukai perasaan anak.
Saat anak ketahuan mengakses situs dewasa, besar kemungkinan akan mulai berani berbohong demi menyelamatkan dirinya. Tentu ia tak ingin orang tuanya tahu sepak terjangnya saat di luar rumah. Hindari meluapkan kekesalan dengan kalimat yang menyakitkan. Hal tersebut hanya akan melukai perasaan anak dan ia akan semakin jauh dari kontrol orang tuanya.

Dengan memberi memotivasi, anak bisa kita ajak untuk lebih berpikir bijak terhadap apa yang ia lakukan. Dengan demikian ia sadar bahwa perilaku itu adalah hal negatif dan harus dibuang sejak awal agar tidak menjadi bibit negatif bagi dirinya dan masa depannya sendiri.

3. Beri kesibukan anak dengan kegiatan positif.
Menghilangkan pengaruh akibat jejak ingatan apa yang ia lihat tidaklah semudah yang kita kira. Ingatan akan gambar atau adegan tak senonoh itu dapat muncul kapan saja. Namun jika anak berjanji dengan tidak mengulangi lagi perbuatannya, berilah ia kesibukan yang memancing kreativitasnya. Dengan demikian lambat laun anak tidak akan sempat lagi mengembangkan potensi ingatannya tentang apa yang pernah dilihatnya.

3. Bangun komunikasi yang sehat dengan anak.
Sekalipun berada di luar rumah, setidaknya orang tua tetap menjaga komunikasi dengan anak. Tanyakan apa saja kegiatannya selama di rumah atau saat ia bersama teman-temannya di luar rumah. Beri pengertian padanya bahwa hendaknya ia tetap bisa memegang janjinya dengan tidak mengkhianati kepercayaan orang tua.

4. Lakukan pengawasan secara intensif terhadap aktivitas anak di dunia maya.
Dampingi anak setiap kali berinteraksi menggunakan internet dan lakukan roteksi agar anak terlindung dari pengalaman melihat gambar-gambar porno. Mulailah membatasi waktu penggunaan Internet agar digunakan hanya untuk hal-hal penting, seperti mengumpulkan data atau informasi pelajaran.

5. Lakukan Filter dengan menggunakan software atau aplikasi PC
Amankan PC atau laptop di rumah dengan menggunakan software Aplikasi PC yang diunduh atau didownload dan diinstal untuk hal yang berhubungan dengan internet & browsing, yang telah terancang dengan filter atau penyaringan hal-hal yang bersifat vulgar, porno, ataupun hal-hal negatif lainnya.

Software/ Aplikasi Internet dengan Filter ini dapat kita cari dan didownload di http://brothersoft.com/ atau situs2 lainnya yang menyediakannya filterisasi.

6. Bila diperlukan, belikan ponsel untuk anak dengan fitur terbatas.
Banyak orang tua yang membekali anaknya ponsel agar bisa tetap berkomunikasi kapan saja. Bila memang ponsel tersebut benar diperlukan, ponsel untuk anak yang tidak memiliki fitur lengkap, seperti bisa mengakses internet atau mendownload foto atau video.

Semoga Tuhan senantiasa menjaga putra-putri kita dan semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua.


0 komentar:

Posting Komentar